-PART 1-
“Terima kasih Cinta..”
Namaku Een (my nickname.. =D). Aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di kota Malang yaitu, Universitas Muhammadiyah Malang. Aku seorang gadis yang suka bermimpi dan berkhayal yang terlahir sebagai anak kedua dan terakhir dari sebuah keluarga harmonis (hehehhehe..). Sebagai anak kedua dan terakhir pasti kalian semua udah tahu gimana sifat “aku”?? Yups.. kalian betul.. manja dan cengeng. Hemm tak heran jika sampai saat ini kebanyakan orang yang mengenalku mengatakan bahwa kelakuanku masih seperti anak kecil. (males juga dibilang seperti itu.. padahal kan ga, hanya dikit kok.. #Ngeles.com)
Dari kecil aku selalu bersama dengan kakak perempuanku satu-satunya. Baik dari sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), SD, mengaji bahkan didalam berpakaian pun kami selalu sama. Karena usia kami yang berselisih satu tahun, Ibu mendandani kami berdua seperti anak kembar. Ga heran dech kalo tetangga dan teman-teman kami sering salah memanggil kami.
Karena aku selalu mengekor kemana pun kakakku pergi, jadi ga heran kalo kebanyakan temen kakak ku kenal ama aku juga dan udah aku anggap seperti kakak aku juga.. (enak punya kakak cowo dan cewe sekaligus =P). Dan dari sinilah semuanya dimulai..!!
-**-
Seperti manusia lainnya aku juga pernah merasakan yang namanya C.I.N.T.A (#lebay.com). Dari yang namanya cinta monyet, cinta boongan dan semacammnya. Tapi hingga saat ini di usiaku yang ke 20 (belom tua kan…??? #sok mudadanimut.com) aku belum juga merasakan yang namanya “True Love”. Sebuah cinta yang sebenarnya dan juga pada orang yang tepat. Dari SD hingga di Perguruan Tinggi (PT) ada beberapa “Karakter” yang datang dan pergi dalam hidupku. Tapi semua berlalu seperti angin muson yang hanya bertahan selama 6 bulan saja.
Kebanyakan sebuah sosok “CINTA” itu hadir didalam hidupku dengan bentuk ikatan yang ‘aneh’. Dari sosok seorang cowok ‘usil’ yang selalu membuatku marah, menangis bahkan tersenyum. Dia selalu ada dan mengerti bagaimana ‘Aku’ melebihi aku sendiri. Awal mula aku selalu cekcok bahkan ejek-ejekkan setiap saat, hingga kami dijuluki ‘Tom & Jerry’ di sekolah. Aku selalu sebel kalo dia udah mulai ngejek aku, buat aku marah bahkan ngebuat aku nangis. Kalo udah gitu dia bakalan tertawa terbahak-bahak ampe puas dan terus mengejek aku. Dia itu cowo yang ‘ANEH’, soalnya dia tipe cowo yang ga bisa liat cewe menitikkan air mata atau dengan kata lain ‘Menangis’. Kelemahanku yang cengeng ini aku jadikan sebagai senjata ampuhku untuk membuat dia takluk (hoohoo.. rasain!!). Setelah dia puas ngejek dan liat aku marah, aku mulai mengeluarkan jurus ampuhku (hiyattt… dummm.. !! eh salah wkwkkwk) yaitu menangis. Pasti setelah itu dia akan menghampiriku dan berlutut disebelahku sambil minta maaf dan berusaha membuatku berhenti menangis. (duhh romantic juga yah… ihir.. jadi malu.. ;D). Setelah aku memaafkannya dan berhenti menangis, dia pasti akan mengacak-acak rambutku dan bilang “Dasar Cengeng”, tapi dengan nada yang lembut (hoohooo… mau..mau.. lagi *_^).
Meskipun dia usil dan kami selalu bertengkar, tetapi dia itu cowo yang baik yang selalu ada jika aku membutuhkannya. Hingga tak heran jika rasa sebel dan benci yang ada di hati ini berubah menjadi rasa sayang atau bahkan rasa cinta. Hemmm.. jadi inget kata pepatah “Cinta itu ada karena terbiasa” dan ‘Rasa Benci itu merupakan awal dari Rasa Cinta’.
Perlahan tetapi pasti, teman-teman bahkan guru-guru kami pun mengerti bagaimana hubungan kedekatan kami. Hingga tak jarang mereka menggoda kami berdua di depan kelas. (#malu.com jadinya saiia..) Tetapi rasa itu ga bertahan lama. Gara-gara kurangnya komunikasi dan sedikitnya waktu untuk bertemu, terjadi miscommunication diantara kami berdua. Aku jarang bertemu dengan dia, karena aku harus mengikuti pelatihan untuk lomba olympiade fisika tingkat kabupaten, dan dia harus latihan sepak bola setiap hari demi mendapatkan piala bupati. Waktu itu aku selalu mendapatkan latihan untuk olympiade bersama dengan salah satu teman yang berbeda kelas. Mungkin karena kami selalu terlihat bersama-sama sepanjang hari di sekolah, muncullah sebuah gossip yang mengatakan bahwa aku telah berpacaran dengan teman latihanku itu, yang tak lain adalah teman ku sewaktu masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Aku ingat betul peristiwa itu. Peristiwa perkelahian antara “Dia” dengan teman latihanku itu yang terjadi saat waktu Ujian Akhir Semester (UAS). Dan disaat istirahat pula, dimana seluruh isi sekolah berada di luar sekolah untuk belajar dan makan. Secara otomatis semua warga sekolah melihat peristiwa itu yang membuat aku malu dan merasa diperebutkan (heheheeheh.. Ge-Er banget yah..). Waktu itu aku sedang males dan ga mood banget karena aku sedang “kedatangan tamu bulanan” yang dihari pertama sangat sakit rasanya. Ketika beberapa sahabatku sedang mengajakku ngobrol, tiba-tiba dari arah yang berlawanan “Dia” datang menghampiriku dengan berlari bersama seorang temannya. “Dia” langsung menarikku berdiri, marah-marah dan bilang bahwa aku telah berpacaran dengan teman latihanku itu.
Sambil menahan amarahnya “Dia” bilang kepadaku ‘En, asal kamu tahu aja dia itu ga baik buat kamu..!!’ Aku bingung, shock dan ga tahu harus gimana waktu “Dia” berteriak dengan keras memanggil teman latihanku untuk berkelahi yang kebetulan berada di pojok taman dan ga jauh dari posisi kami berdiri. Aku berusaha menjelaskan bahwa itu hanya gossip dan berusaha keras menahan “Dia” agar dia ga sampai memuluk teman latihanku itu. Tapi usahaku untuk menahannya itu sia-sia karena “Dia” adalah seorang atlet sepak bola yang notabene memiliki postur tubuh tinggi besar. Sedangkan tinggi badanku jauh berada dibawahnya. Arghhh …saking heboh dan panicnya takut ketahuan oleh guru, aku juga berteriak agar temanku yang lainnya membawa teman latihanku itu pergi menjauh. Sedangkan para sahabatku yang berada disebelahku malah menertawakanku karena kejadian itu. Akhirnya aku marah sama “Dia” karena mudah terpancing oleh gossip murahan seperti itu dan pergi meninggalkan “Dia” bersama temannya.
Sepulang sekolah aku berusaha mencari “Dia” dan ingin menjelaskan lagi tentang kebenaran gossip itu. Tetapi “Dia” malah tidak mau bertemu dengan ku dan pergi meninggalkanku. “Dia” bertambah marah kepadaku karena “Dia” berfikir, aku telah membela teman latihanku itu daripada membela “Dia” sewaktu kejadian di jam istirahat tadi. Aku mengeluarkan semua curahan hatiku (Curhat, istilah kerenya) kepada sahabatku, tetapi mereka malah tertawa dan mengatakan bahwa “Dia” cemburu kepadaku.
“Dia” tidak mau berbicara lagi kepadaku hingga waktu kenaikan kelas. Setelah kenaikan kelas kami berdua beda kelas dan jurusan. Aku jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sedangkan dia jurusan Bahasa Indonesia. Karena perbedaan jurusan itu kami pun jarang bertemu dan suatu hari aku mendengar kabar bahkan melihatnya sendiri bahwa dia ‘balikan’ lagi dengan mantannya. (#nangiskencengbanget denger berita itu.. T_T)
Suatu hari “Dia” datang kepadaku dengan berlari. “Dia” menghampiriku yang sedang menangis didalam kelas. Aku fikir “Dia” akan kembali kepadaku. Tapi aku salah. “Dia” datang kepadaku hanya untuk melakukan 3 hal yaitu meminta maaf, berpamitan dan memberiku selamat. Dengan nafas yang masih memburu “Dia” memberiku ucapan ‘selamat’ karena telah memperoleh juara 1 didalam lomba olympiade fisika tersebut. “Dia” memberiku semangat dan meyakinkanku bahwa aku bisa menjadi yang terbaik. Kemudian “Dia” meminta maaf karena selama ini telah berusaha menjauh dariku dan yang terakhir “Dia” berpamitan dan pergi meninggalkanku. Tangisanku pun menjadi semakin jadi karena ulahnya itu. Setelah itu “Dia” pergi meninggalkanku, bukan hanya hanya aku tetapi juga sekolah karena dia pindah ke kota Malang.
Ya begitulah kisah ‘CINTA’ ku yang pertama. Ga jelas, kapan dimulai dan kapan berakhirnya (kayak jelangkung aja.. sereemmmm ) serta ga ada kata-kata cinta dan ga ada perpisahan untuk mengakhiri hubungan batin yang tak pernah diresmikan ini. Tetapi, meskipun begitu aku berterima kasih kepada “Dia” karena telah mengajariku bagaimana caranya untuk mencintai. Jika suatu hari aku bertemu dengan “Dia”, aku ingin mengatakan semua rasa yang pernah ada di dalam hati ini.
---**---